Template by:
Free Blog Templates

10 Juni 2009

TerTInGaLkaN wAkTu-PeTerPaN


Kau terbangun dari tidur panjang yang lelahkanmu
Sesali wajahmu merenta kisahmu terlupa
Kau sadari semua yang berjalan tlah tinggalkanmu
Dan tak dapat merangkai semua dekat di khayalmu


* Kau harapkan keajaiban datang
Hadir dipundakmu
Kau harapkan keajaiban melengkapi khayalmu


reff: Kau biarkan mimpi tetap mimpi
Yang melengkapi khayalmu
Kau terhenyak dan terbangunkan
Dan harapkan keajaiban datang hadir dipundakmu


Kau mencari letak masa lalu yang lepaskanmu
Sesali wajahmu merenta kisahmu terlupa
Kau sadari semua yang berjalan tlah tinggalkanmu
Dan tak dapat merangkai semua dekat di khayalmu


repeat *
repeat reff [2x]


hadir di pundakmu

Sendiri Lagi-bEaGe

Akhirnya ku sendiri lagi

Setelah lewati hariku dengannya
Akhirnya ku termenung lagi
Cinta berlalu begitu saja



Tak pernah ku dapat yang setia
Apa karena ku tidak sempurna


Selalu saja aku yang salah
Dan akhirnya aku yang menderita


Reff:
Lagi dan akhirnya ku sendiri lagi
Karena kekasihku yang pergi
Meninggalkan sejuta kerinduan
Yang masih terpendam


Perih yang membuat hatiku sakit lagi
Karena pergi dan tak kembali
Meninggalkan sejuta kerinduan
Yang masih terpendam


Sedih kisah cintaku ini
Rapuh hatiku saat ini
Sedih jalan cintaku ini
Dan akhirnya yang terjadi kini


Back to Reff:

Kerinduan yang masih terpendam

Kekuatan VS Kelemahan

Aku adalah seorang gadis kecil yang ramah pada siapapun, senang membantu pada siapapun yang membutuhkan.
Dan aku gadis kecil penyayang hewan terutama kucing, juga gak cengeng.......


Aku egois, kalau marah pada seseorang siapapun akan jadi pelampiasan kekesalanku, dan aku juga seorang gadis kecil yang kurang percaya diri untuk melakukan sesuatu.

Rindu

Dia tinggi, putih, wajahnya juga cukup tampan untuk cowok seumurannya, selain itu dia termasuk anak laki-laki yang pandai ditempat lesku. Namun, sayang wajahnya selalu terlihat murung setiap kali aku menatapnya secara diam-diam. Entahlah apa yang membuatku ingin mengenalnya lebih jauh, rasanya ingin sekali aku melihat dia tersenyum.
2 bulan sudah aku les ditempat ini namun, tak pernah sekalipun melihatnya tersenyum. Hatiku semakin penasaran, "yah... aku akan coba dekati dia, mungkin dengan begitu aku bisa tahu penyebab wajah murungnya itu." batiku dalam hati. Akhirnya perlahan aku mulai mendekatinya dengan sering menyapa ketika kami bertatap muka, menghampirinya ketika ia duduk seorang diri dan mengajaknya mengobrol.. tentang apapun kami bahas, mulai dari hobi, sekolah, dan apapun itu. Namun tidak mengenai keluarga, karena setiap aku bertanya ia selalu mengalihkan pembicaraan. Membuat aku penasaran jadinya,,,,,, tapi baiklah tuk saat ini aku takkan membahasnya namun suatu saat nanti akan aku tanyakan semua yang mengganggu fikiranku ini.

Kami berteman sudah hampir sebulan, kami sangat akrab berganti-gantian mengunjungi rumah masing-masing. hingga pada suatu hari, aku melihatnya menangis, tampa pikir panjang ku hampiri dia. Diapun menceritakan apa yang selama ini membuatnya terl;ihat murung, ternyat ia jauh dari keluarganya. Ia hanyatinggal bersama kakek dan neneknya. Ia sangat merindukan kedua orang tuanya yang ia sendiri tidak tau ada dimana.

aku beruntung karena ayah da ibuku selalu ada bersamaku.

Mimpi, kebutuhan dan keinginan

Mimpi
Mimpi adalah kehidupan yang terpendam dalam kegelapan
Jiwa yang terbawa mimpi, adalah jiwa yang tergerak oleh ingatan
Yang terukir dalam kehidupan nyata
Hidup tampa mimpi bagaikan lukisan tampa warna, yang memberikan kesan nyata

Kebutuhan
Dalam kehidupan banyak hal yang ingin di raih, namun terkadang rasa putus asa selalu datang.
Karena itu.................
Jalanilah kehidupanmu dengan diawali mimpi karena mimpi adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Jadikanlah mimpimu sebagai kekuatan tuk meraih masa depan yang gemilang.

Keinginan
Setiap orang pasti memiliki keinginan dalam hidupnya, entah itu keinginan untuk diri sendiri ataaupun orang lain. Tak ada peraturan atau Undang-undang yang melarang seseorang tuk berkeinginan, setiap orang bebas menentukan apa yang diinginkannya dalam hidupnya. Misalnya, seseorang ingin menjadi seseorang yamng sukses dalam hidupnya, maka ia harus berjuang tuk mencapai keinginannya itu.

03 Juni 2009

Abank Gw nIcH.

02 Juni 2009

Kisah Kita

Telah banyak hari yang kita lalui, susah senang kita hadapi bersama
Masalah demi masalah, kita selesaikan berdua
Ku harap cinta ini tak pernah hilang, meski kita putus kelak
Ku tak mau perpisahan menjadi akhir cerita cinta kita

Seperti sinetron yang mudah terlupakan setelah akhir episode
Ku ingin cerita ini seperti buku yang selalu kau buka
disaat kau merindukanku, disaat aku jauh

Simpanlah cerita ini dalam hatimu, agar cinta kita tak lekang oleh waktu
Anatomi Tubuh
Anatomi manusia atau antropotomi ialah sebuah bidang khusus dalam anatomi yang mempelajari struktur tubuh manusia, sedangkan jaringan dipelajari di histologi dan sel di sitologi. Tubuh manusia, seperti tubuh hewan, terdiri atas sistem, yang terdiri atas organ-organ, yang terdiri atas jaringan, yang terdiri atas sel.

Diagram anatomi manusia


1. Kepala
2. Wajah:Dahi, Mata, Telinga, Hidung, Mulut, Lidah, Gigi, Rahang, Pipi, Dagu
3. Leher, Tenggorokan, Jakun
4. Bahu
5. Dada, Buah dada, Tulang rusuk
6. Pusar
7. Perut, Pinggul
8. Organ seks

9. Penis/Skrotum atau Klitoris/Vagina

10. Paha
11. Lutut

12. Betis, tulang kering
13. Pergelangan kaki
14. Telapak kaki, Tumit, Jari kaki

15. Lengan
16. Siku/sikut
17. Pergelangan tangan
18. Telapak tan
gan, Jari tangan (Ibu jari, telunjuk, tengah, manis, kelingking

Cerpen A. Mustofa Bisri

Sang Primadona

Apa yang harus aku lakukan? Berilah aku saran! Aku benar-benar pusing.
Apabila masalahku ini berlarut-larut dan aku tidak segera menemukan pemecahannya, aku khawatir akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan kegiatanku dalam masyarakat. Lebih-lebih terhadap dua permataku yang manis-manis: Gita dan Ragil.

Tapi agar jelas, biarlah aku ceritakan lebih dahulu dari awal. Aku lahir dan tumbuh dalam keluarga yang -katakanlah-- kecukupan. Aku dianugerahi Tuhan wajah yang cukup cantik dan perawakan yang menawan. Sejak kecil aku sudah menjadi "primadona" keluarga. Kedua orang tuaku pun, meski tidak memanjakanku, sangat menyayangiku.

Di sekolah, mulai SD sampai dengan SMA, aku pun --alhamdulillah-juga disayangi guru-guru dan kawan-kawanku. Apalagi aku sering mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan dan tidak jarang aku menjadi juara. Ketika di SD aku pernah menjadi juara I lomba menari. Waktu SMP aku mendapat piala dalam lomba menyanyi. Bahkan ketika SMA aku pernah menjuarai lomba baca puisi tingkat provinsi.

Tapi sungguh, aku tidak pernah bermimpi akhirnya aku menjadi artis di ibu kota seperti sekarang ini. Cita-citaku dari kecil aku ingin menjadi pengacara yang di setiap persidangan menjadi bintang, seperti sering aku lihat dalam film. Ini gara-gara ketika aku baru beberapa semester kuliah, aku memenangkan lomba foto model. Lalu ditawari main sinetron dan akhirnya keasyikan main film. Kuliahku pun tidak berlanjut.

Seperti umumnya artis-artis popular di negeri ini, aku pun kemudian menjadi incaran perusahaan-perusahaan untuk pembuatan iklan; diminta menjadi presenter dalam acara-acara seremonial; menjadi host di tv-tv; malah tidak jarang diundang untuk presentasi dalam seminar-seminar bersama tokoh-tokoh cendekiawan. Yang terakhir ini, boleh jadi aku hanya dijadikan alat menarik peminat. Tapi apa rugiku? Asal aku diberi honor standar, aku tak peduli.
Soal kuliahku yang tidak berlanjut, aku menghibur diriku dengan mengatakan kepada diriku, "Ah, belajar kan tidak harus di bangku kuliah. Lagi pula orang kuliah ujung-ujungnya kan untuk mencari materi. Aku tidak menjadi pengacara dan bintang pengadilan, tak mengapa; bukankah kini aku sudah menjadi superbintang. Materi cukup."

Memang sebagai perempuan yang belum bersuami, aku cukup bangga dengan kehidupanku yang boleh dikata serba kecukupan. Aku sudah mampu membeli rumah sendiri yang cukup indah di kawasan elite. Ke mana-mana ada mobil yang siap mengantarku. Pendek kata aku bangga bisa menjadi perempuan yang mandiri. Tidak lagi bergantung kepada orang tua. Bahkan kini sedikit-banyak aku bisa membantu kehidupan ekonomi mereka di kampung. Sementara banyak kawan-kawanku yang sudah lulus kuliah, masih lontang-lantung mencari pekerjaan.

Kadang-kadang untuk sekadar menyenangkan orang tua, aku mengundang mereka dari kampung. Ibuku yang biasanya nyinyir mengomentari apa saja yang kulakukan dan menasehatiku ini-itu, kini tampak seperti sudah menganggapku benar-benar orang dewasa. Entah kenyataannya demikian atau hanya karena segan kepada anaknya yang kini sudah benar-benar hidup mandiri. Yang masih selalu ibu ingatkan, baik secara langsung atau melalui surat, ialah soal ibadah.

"Nduk, ibadah itu penting. Bagaimana pun sibukmu, salat jangan kamu abaikan!"
"Sempatkan membaca Quran yang pernah kau pelajari ketika di kampung dulu, agar tidak hilang."
"Bila kamu mempunyai rezeki lebih, jangan lupa bersedekah kepada fakir miskin dan anak yatim."

Ya, kalimat-kalimat semacam itulah yang masih sering beliau wiridkan. Mula-mula memang aku perhatikan; bahkan aku berusaha melaksanakan nasihat-nasihat itu, tapi dengan semakin meningkatnya volume kegiatanku, lama-lama aku justru risi dan menganggapnya angin lalu saja.

Sebagai artis tenar, tentu saja banyak orang yang mengidolakanku. Tapi ada seorang yang mengagumiku justru sebelum aku menjadi setenar sekarang ini. Tidak. Ia tidak sekadar mengidolakanku. Dia menyintaiku habis-habisan. Ini ia tunjukkan tidak hanya dengan hampir selalu hadir dalam even-even di mana aku tampil; ia juga setia menungguiku shoting film dan mengantarku pulang. Tidak itu saja. Hampir setiap hari, bila berjauhan, dia selalu telepon atau mengirim SMS yang seringkali hanya untuk menyatakan kangen.

Di antara mereka yang mengagumiku, lelaki yang satu ini memang memiliki kelebihan. Dia seorang pengusaha yang sukses. Masih muda, tampan, sopan, dan penuh perhatian. Pendek kata, akhirnya aku takluk di hadapan kegigihannya dan kesabarannya. Aku berhasil dipersuntingnya. Tidak perlu aku ceritakan betapa meriah pesta perkawinan kami ketika itu. Pers memberitakannya setiap hari hampir dua minggu penuh. Tentu saja yang paling bahagia adalah kedua orang tuaku yang memang sejak lama menghendaki aku segera mengakhiri masa lajangku yang menurut mereka mengkhawatirkan.

Begitulah, di awal-awal perkawinan, semua berjalan baik-baik saja. Setelah berbulan madu yang singkat, aku kembali menekuni kegiatanku seperti biasa. Suamiku pun tidak keberatan. Sampai akhirnya terjadi sesuatu yang benar-benar mengubah jalan hidupku.

Beberapa bulan setelah Ragil, anak keduaku, lahir, perusahaan suamiku bangkrut gara-gara krisis moneter. Kami, terutama suamiku, tidak siap menghadapi situasi yang memang tidak terduga ini. Dia begitu terpukul dan seperti kehilangan keseimbangan. Perangainya berubah sama sekali. Dia jadi pendiam dan gampang tersinggung. Bicaranya juga tidak seperti dulu, kini terasa sangat sinis dan kasar. Dia yang dulu jarang keluar malam, hampir setiap malam keluar dan baru pulang setelah dini hari. Entah apa saja yang dikerjakannya di luar sana. Beberapa kali kutanya dia selalu marah-marah, aku pun tak pernah lagi bertanya.

Untung, meskipun agak surut, aku masih terus mendapatkan kontrak pekerjaan. Sehingga, dengan sedikit menghemat, kebutuhan hidup sehari-hari tidak terlalu terganggu. Yang terganggu justru keharmonisan hubungan keluarga akibat perubahan perilaku suami. Sepertinya apa saja bisa menjadi masalah. Sepertinya apa saja yang aku lakukan, salah di mata suamiku. Sebaliknya menurutku justru dialah yang tak pernah melakukan hal-hal yang benar. Pertengkaran hampir terjadi setiap hari.

Mula-mula, aku mengalah. Aku tidak ingin anak-anak menyaksikan orang tua mereka bertengkar. Tapi lama-kelamaan aku tidak tahan. Dan anak-anak pun akhirnya sering mendengar teriakan-teriakan kasar dari mulut-mulut kedua orang tua mereka; sesuatu yang selama ini kami anggap tabu di rumah. Masya Allah. Aku tak bisa menahan tangisku setiap terbayang tatapan tak mengerti dari kedua anakku ketika menonton pertengkaran kedua orang tua mereka.

Sebenarnya sudah sering beberapa kawan sesama artis mengajakku mengikuti kegiatan yang mereka sebut sebagai pengajian atau siraman rohani. Mereka melaksanakan kegiatan itu secara rutin dan bertempat di rumah mereka secara bergilir. Tapi aku baru mulai tertarik bergabung dalam kegiatan ini setelah kemelut melanda rumah tanggaku. Apakah ini sekadar pelarian ataukah --mudah-mudahan-- memang merupakan hidayah Allah. Yang jelas aku merasa mendapatkan semacam kedamaian saat berada di tengah-tengah majelis pengajian. Ada sesuatu yang menyentuh kalbuku yang terdalam, baik ketika sang ustadz berbicara tentang kefanaan hidup di dunia ini dan kehidupan yang kekal kelak di akhirat, tentang kematian dan amal sebagai bekal, maupun ketika mengajak jamaah berdzikir.

Setelah itu, aku jadi sering merenung. Memikirkan tentang diriku sendiri dan kehidupanku. Aku tidak lagi melayani ajakan bertengkar suami. Atau tepatnya aku tidak mempunyai waktu untuk itu. Aku menjadi semakin rajin mengikuti pengajian; bukan hanya yang diselenggarakan kawan-kawan artis, tapi juga pengajian-pengajian lain termasuk yang diadakan di RT-ku. Tidak itu saja, aku juga getol membaca buku-buku keagamaan.

Waktuku pun tersita oleh kegiatan-kegiatan di luar rumah. Selain pekerjaanku sebagai artis, aku menikmati kegiatan-kegiatan pengajian. Apalagi setelah salah seorang ustadz mempercayaiku untuk menjadi "asisten"-nya. Bila dia berhalangan, aku dimintanya untuk mengisi pengajian. Inilah yang memicu semangatku untuk lebih getol membaca buku-buku keagamaan. O ya, aku belum menceritakan bahwa aku yang selama ini selalu mengikuti mode dan umumnya yang mengarah kepada penonjolan daya tarik tubuhku, sudah aku hentikan sejak kepulanganku dari umrah bersama kawan-kawan. Sejak itu aku senantiasa memakai busana muslimah yang menutup aurat. Malah jilbabku kemudian menjadi tren yang diikuti oleh kalangan muslimat.

Ringkas cerita; dari sekadar sebagai artis, aku berkembang dan meningkat menjadi "tokoh masyarakat" yang diperhitungkan. Karena banyaknya ibu-ibu yang sering menanyakan kepadaku mengenai berbagai masalah keluarga, aku dan kawan-kawan pun mendirikan semacam biro konsultasi yang kami namakan "Biro Konsultasi Keluarga Sakinah Primadona". Aku pun harus memenuhi undangan-undangan --bukan sekadar menjadi "penarik minat" seperti dulu-- sebagai nara sumber dalam diskusi-diskusi tentang masalah-masalah keagamaan, sosial-kemasyarakatan, dan bahkan politik. Belum lagi banyaknya undangan dari panitia yang sengaja menyelenggarakan forum sekadar untuk memintaku berbicara tentang bagaimana perjalanan hidupku hingga dari artis bisa menjadi seperti sekarang ini.

Dengan statusku yang seperti itu dengan volume kegiatan kemasyarakatan yang sedemikian tinggi, kondisi kehidupan rumah tanggaku sendiri seperti yang sudah aku ceritakan, tentu semakin terabaikan. Aku sudah semakin jarang di rumah. Kalau pun di rumah, perhatianku semakin minim terhadap anak-anak; apalagi terhadap suami yang semakin menyebalkan saja kelakuannya. Dan terus terang, gara-gara suami, sebenarnyalah aku tidak kerasan lagi berada di rumahku sendiri.

Lalu terjadi sesuatu yang membuatku terpukul. Suatu hari, tanpa sengaja, aku menemukan sesuatu yang mencurigakan. Di kamar suamiku, aku menemukan lintingan rokok ganja. Semula aku diam saja, tapi hari-hari berikutnya kutemukan lagi dan lagi. Akhirnya aku pun menanyakan hal itu kepadanya. Mula-mula dia seperti kaget, tapi kemudian mengakuinya dan berjanji akan menghentikannya.

Namun beberapa lama kemudian aku terkejut setengah mati. Ketika aku baru naik mobil akan pergi untuk suatu urusan, sopirku memperlihatkan bungkusan dan berkata: "Ini milik siapa, Bu?"

"Apa itu?" tanyaku tak mengerti.
"Ini barang berbahaya, Bu," sahutnya khawatir, "Ini ganja. Bisa gawat bila ketahuan!"
"Masya Allah!" Aku mengelus dadaku. Sampai sopir kami tahu ada barang semacam ini. Ini sudah keterlaluan.

Setelah aku musnahkan barang itu, aku segera menemui suamiku dan berbicara sambil menangis. Lagi-lagi dia mengaku dan berjanji kapok, tak akan lagi menyentuh barang haram itu. Tapi seperti sudah aku duga, setelah itu aku masih selalu menemukan barang itu di kamarnya. Aku sempat berpikir, jangan-jangan kelakuannya yang kasar itu akibat kecanduannya mengonsumsi barang berbahaya itu. Lebih jauh aku mengkhawatirkan pengaruhnya terhadap anak-anak.

Terus terang aku sudah tidak tahan lagi. Memang terpikir keras olehku untuk meminta cerai saja, demi kemaslahatanku dan terutama kemaslahatan anak-anakku. Namun seiring maraknya tren kawin-cerai di kalangan artis, banyak pihak terutama fans-fansku yang menyatakan kagum dan memuji-muji keharmonisan kehidupan rumah tanggaku. Bagaimana mereka ini bila tiba-tiba mendengar --dan pasti akan mendengar-- idolanya yang konsultan keluarga sakinah ini bercerai? Yang lebih penting lagi adalah akibatnya pada masa depan anak-anakku. Aku sudah sering mendengar tentang nasib buruk yang menimpa anak-anak orang tua yang bercerai. Aku bingung.

Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mengorbankan rumah tanggaku demi kegiatan kemasyarakatanku, ataukah sebaiknya aku menghentikan kegiatan kemasyarakatan demi keutuhan rumah tanggaku? Atau bagaimana? Berilah aku saran! Aku benar-benar pusing!***

Sejarah Berdirinya Ancol




Sejarah Berdirinya Ancol



Sebagai kawasan wisata, Taman Impian Jaya Ancol ternyata sudah berdiri sejak abad ke-17. Waktu itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Adriaan Valckenier, memiliki rumah peristirahatan sangat indah di tepi pantai. Seiring perjalanan waktu, kawasan itu kemudian berkembang menjadi tempat wisata. Sayangnya, ketika Perang Dunia II meletus disusul perang kemerdekaan, Ancol terlupakan. Sungai Ciliwung secara leluasa menumpahkan air dan lumpurnya ke sana sehingga mengubah kawasan tersebut menjadi kotor, kumuh, dan berlumpur. Kawasan yang semula cantik, berubah menjadi menyeramkan bagaikan 'tempat jin buang anak'. Lalu, muncul usulan agar kawasan itu difungsikan menjadi daerah industri. Namun, usul itu ditolak mentah-mentah oleh Presiden Soekarno. Malah, Bung Karno ingin membangun kawasan itu sebagai daerah wisata. Lewat Keputusan Presiden pada akhir Desember 1965, Bung Karno memerintahkan kepada Gubernur DKI Jaya waktu itu, dr. Soemarno, sebagai pelaksana pembangunan proyek Taman Impian Jaya Ancol. Proyek pembangunan ini baru terlaksana di bawah pimpinan Ali Sadikin yang ketika itu menjadi Gubernur Jakarta. Pembangunan Ancol dilaksanakan oleh PD Pembangunan Jaya di bawah pimpinan Ir. Ciputra.

Pembangunan

Kekhasan Taman Impian Jaya Ancol di awal-awal berdirinya ditandai dengan dibangunnya Teater Mobil pada tahun 1970. Sarana rekreasi berikut yang dibangun makin mempopulerkan keberadaan Taman Impian Jaya Ancol, tidak saja di kalangan masyarakat ibu kota, tetapi juga seluruh Indonesia. Pembangunan berbagai proyek terus berlanjut hingga kini. Pedagang kaki lima ditata, hotel dibangun, lapangan golf, dan beragam permainan dihadirkan. Hal itu berarti sarana rekreasi dan hiburan di Taman Impian Jaya Ancol akan semakin lengkap. Pada tahun-tahun berikutnya, pengadaan sarana rekreasi dan hiburan diarahkan pada sarana hiburan berteknologi tinggi. Hal itu telah dimulai dengan dibangunnya kawasan Taman Impian "Dunia Fantasi" tahap I pada tahun 1985. Kini, Taman Impian Jaya Ancol yang berdiri pada lahan seluas 552 hektar, telah menjadi tempat wisata dan rekreasi permainan terbesar dan terlengkap di Indonesia.

Biaya Masuk

Masuk melalui gerbang utama Rp. 12,000/ orang, Rp 12.000/mobil, Rp. 10.000/motor(update September 2008) [1]

Objek wisata di Ancol

Kalimat Tanya

Kalimat Perintah

Definisi kalimat perintah yaitu kalimat yang dibentuk untuk memancing respon (tanggapan) yang berupa tindakan atau perbuatan.

Ciri_ciri kalimat perintah yaitu :
  1. Penggunaan tanda seru (!) dalam bahasa tulis, contoh : Buatlah laporan keuangan bulan ini !
  2. Penggunaan partikel -Lah pada predikat verba, contoh : Salinlah dokumen yang saya perlukan !
  3. Penggunaan pola susun inversi (P_S), contoh : Tertawalah sepuasnya !
  4. Penggunaan predikat verba tampa awalan, contoh : Bacalah surat itu sekarang !
  5. Pola untuk intonasi kalimat perintah ialah naik pada bagian awal

Aku Cinta Dia

Judul : Aku Cinta Dia
Penyanyi : Gita Gutawa

Di saat kau berjalan
Di muka rumahku, penuh gaya
Tersita pandanganku hingga ku terpesona
Siapakah dirimu hatiku ingin tahu, segera

Reff:Hati yang berbunga
Pada pandangan pertama
Oh Tuhan tolonglah
Aku cinta, ku cinta dia

Di manakah rumahmu
Siapakah namamu, sebutkanlah
Kuingin berkenalan, terimalah salamku
Gayamu dan wajahmu, terbawa dalam mimpi
Diriku, dimabuk asmara

Reff 2x

28 April 2009

SeJaRaH pEnEmUaN tLP seLuLer or Hp
Sejarah telepon seluler or yg QT kenal HP, ternyata sdh da dr jman pnJaJahan, Qra2 th 1947 d_negara paman sam alias Amrik dan Eropa. Pada th 1910 a/ cikal bakal Hp yg ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson, yg mrupkan pndiri prusahaan Ericsson yang kini d_kenal dengan perusahaan Sony Ericsson. Pada awalnya, orang Swedia ini medirikan perusahaan Ericsson memfokuskan terhdap bidang bisnis telegraf, dan perusahaanya juga tidak terlalu besar pada waktu itu. Pd thn 1921 pertama kalinya Departemen Kepolisian Detroit Michigan menggunakan teleopn mobile yang terpasang di semua mobil polisi dengan menggunakan freuensi 2 MHz.Pada tahun 1960, di Finlandia sebuah perusahaan bernama Fennis Cable Works yang semula berbisnis dibidang kabel, melakukan ekspensi dengan mendirikan perusahaan elektronik yang bernama Nokia sebagai handset telepon seluler.Tahun 1970-an perkembangan telepon mobile menjadi pesat dengan di dominasi oleh 3 perusahaan besar yaitu di Eropa dengan perusahaan Nokia dan Ericsson dan di Amerika dengan perusahaan Motorola. Pada tahun 1969, sistem telekomunikasi seluler dikomersialkan. Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian. Ukurannya memang cukup besar dengan antena pendek. Ada pula ponsel dengan ukuran sekoper. Dr Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang base station di New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja dengan Bell Labs.Penemuan ini sekaligus diklaim sbg penemuan ponsel pertama. Di suatu pagi 3 April 1973,Cooper, saat itu menjabat sebagai general manager pada Divisi Communication Systems Motorola mempertunjukkan cara berkomunikasi aneh dari terminal telepon portable. Dia mencoba ponsel ‘raksasanya’ sambil berjalan–jalan di berbagai lokasi di New York. Itulah saat pertama ponsel ditampilkan dan digunakan di depan publik.Dalam pertunjukan itu, Cooper menggunakan ponsel seberat 30 ounce sekitar (800 gram) atau sepuluh kali lipat dibandingkan rata – rata ponsel yang beredar saat ini.

07 April 2009


blog almi jihan mizzconan mizzconan
blog ayusulastriayusulastri
blog fitria wulanfitriawulan-tipspacaran
blog ibnuibnu-mimpiyangsempurna
blog fujiati fajar jhipao
blog risky ikhye
blog desy dzyeliyanti

blog dina onk-daredevil
blog ardi ardicannozz
blog erin ririn-tentangdia
blog ayunda ayundasecret
blog dwi katadanpuisicinta

Masalah Ekonomi Indonesia

pemerintah pusat siap mengeluarkan minyak goreng kemasan harga murah, lebih murah dari harga minyak biasa, pada pekan depan. jika harga minyak biasa dipasaran Rp. 7.000/Liter, berarti harga minyak goreng pemerintah yang di beri nama "minyak kita" Rp. 6.000/Liter.
menteri perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, selain di Jakarta, minyak goreng murah ini dijual kepada warga tidak mampu dengan sistemm kupon. "pada saat launching akan disebarkan 250 ton minyak goreng, minyak kita. bulan februari dan maret diupayakan jumlah yang disebarkan kepada lebih banyak lagi," kata Mari seusai menghadiri dan menjual minyak goreng secara simbolis kepada masyarakat kurang mampu kelurahan Tomang, Jakarta Pusat, selasa (20/1).

sumber: Koran Kompas